Berkata Abah Guru Sekumpul ;
“Barang siapa yang membaca dan mendengar riwayat hidup seorang Waliyullah, maka si pembaca dan si pendengar diampuni Allah segala dosanya dan diberi Allah rahmat dunia dan akhirat. Dan dibanyakkan Allah Ta’ala rezekinya yang halal dan diberikan khusnul khotimah.”
Beliau juga berkata, “Supaya jasad tidak hancur di dalam kubur ialah mencintai para waliyullah dengan cara sering membaca riwayat mereka”
“Tiada jalan untuk selamat di akhir zaman ini melainkan mendekati dan mengambil berkat ulama (wali) baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Maksud mendekati dan mengambil berkat yaitu mencintai, membantu, bersilaturrahim, hadir majelis, mengamalkan segala ilmu, wiridan dan nasehat mereka, serta ziarah ke kubur mereka apabila sudah wafat.”
Berkata al Imam al Habib Abdullah bin Alwy al Haddad ;
“Apabila aku tidak mampu dekat dengan orang yang aku cintai (para salafus solih) dan bertemu dengannya, maka dalam mengingat mereka, kurasakan keakraban yang membasahi jiwaku yang kering ini”.
Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Sohibul Maulid Simthud Durror) berkata,
“Jika riwayat hidup kaum Arifin / Waliyyullah dibacakan / diceritakan kepada orang beriman, maka imannya kepada Allah semakin kokoh, sebab kehidupan mereka merupakan cerminan / pengamalan Kitabullah (Al-Qur’an) yang di dalamnya terkandung Ilmu – ilmu orang – orang terdahulu dan yang akan datang”.
Beliau Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi juga berkata,
“Beruntunglah orang yang pernah melihat mereka (Wali Allah) atau selalu memiliki ikatan dengan mereka dan selalu berada di ambang pintu mereka. Mereka adalah pendahulu kita yang telah memusatkan segala usahanya menuju kepada Allah SWT dengan mengikuti Nabi pilihan Nya. Amal mereka bersih dari berbagai penyakit, kehidupan mereka dihiasi dengan Ilmu, Akhlak dan Wirid. Mereka Bersungguh – sungguh dalam beramal dengan mencurahkan segala perhatiannya. Mereka mengabdi kepada Allah dengan Ilmu, Amal dan Zuhud. Mereka adalah kaum yang dimuliakan Allah SWT dengan diberikan kedudukan disisi Nya. Mereka adalah golongan orang – orang yang Mulia.”
Imam ‘Abdurrahman Al-Masyhur Rahimahullah, mufti Hadramaut, berkata dalam karya beliau Bughyatul Mustarsyidin ;
“Dan telah warid dalam satu atsar dari pada Sayyidil Basyar (Nabi Muhammad SAW) bahwasanya Baginda Nabi bersabda, “Barangsiapa yang menulis sejarah seorang Mukmin (orang Sholeh / Waliyyullah), maka dia seakan menghidupkannya. Siapa yang membaca sejarahnya, dia seakan menziarahinya.”
Habib Umar bin Hafidz berkata,
“Jika kau belum bisa bertemu dengan para wali atau ulama – ulama besar, maka sesungguhnya kata – kata mutiara mereka adalah pembersih dan cahaya bagi mata hati”.
Ajukanlah diri kalian kepada rahmat – rahmat Allah dengan membaca kitab – kitab mereka atau kata – kata mutiara mereka, karena rahasia mereka ada di kitab – kitab mereka. Siapa saja yang menela’ah atau membaca kitab – kitab mereka dan menempuh untuk mendapatkan cahaya – cahayanya, maka ia seakan – akan seperti duduk dan mengambil ilmu / asror langsung dari mereka.
Maka dari itu para ulama mengatakan, “Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat untuk hati di saat sekarang ini, melainkan membaca atau mempelajari kata – kata mutiara mereka (para wali / ulama’). Barangsiapa yang senantiasa mentela’ah atau mempelajari kitab – kitab mereka, dan melihat hikayat – hikayat mereka serta mengingat hal ihwal mereka, maka Allah akan bukakan dan bersihkan mata hatinya”.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩