ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم
MUQODDIMAH.
Dengan Rahmat Allah SWT dan dengan petunjuk-Nya dan dengan bimbingan-Nya, Sholawat dan Salam Selalu senantiasa tercurahkan kepada baginda Rosul Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan Syafaatnya kelak diyaumil Qiyamah nanti. Amin Allahumma Amin.
Saya merasa ingin meneliti, meluruskan Sejarah, karena Sejarah desa kita, kota kita, negara kita, bangsa kita, Jangan sampai dibelokkan oleh orang-orang yang ingin mencari keuntungan dan memanfaatkan hanya untuk demi kepentingan pribadi maupun politik.
Mempelajari masa lalu/sejarah menjadikan kita berpikir dan bergerak untuk kehidupan yang lebih maju (progresif). Ahmad Ali MD.
Membaca sejarah/manaqib Waliyullah memiliki banyak hikmah, di antaranya:
- Menambah kecintaan kepada waliyullah
- Meneladani perilaku baik, ibadah, dan kehidupan waliyullah
- Mendapatkan rahmat Allah SWT
- Mendapatkan keberkahan
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Memperbanyak dzikir
- Mengambil ibrah atau pelajaran dari kehidupan waliyullah
Manaqib adalah biografi orang-orang shaleh yang dapat dijadikan teladan bagi umat Muslim. Membaca manaqib juga dapat menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui munajat dan doa
Mengapa kita penting mengetahui dan mempelajari sejarah dengan baik?
Jawaban pertanyaan ini dapat merujuk kepada penjelasan yang dikemukakan sejarawan Muslim nomor wahid nan terpopoler di dunia, yaitu ‘Abdur Rahmân Ibn Khaldûn (w. 808 H). Dalam kitabnya yang masyhur, Muqaddimah (2005, h. 3, dan 28), Ibn Khaldûn menjelaskan hakikat sejarah (haqîqat at-târîkh) dan hikmah sejarah: ”Hakikat sejarah adalah tentang masyarakat umat manusia.
Sejarah identik dengan peradaban dunia; tentang perubahan yang terjadi pada watak peradaban itu sendiri, seperti keliaran, keramah-tamahan, dan solidaritas (‘ashabiyyât); tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan berbagai macam tingkatannya; tentang kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam ilmu pengetahuan dan pertukangan; dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi dalam peradaban karena watak peradaban itu sendiri.” Ibn Khaldûn juga menjelaskan kandungan sejarah bahwa ”di dalam hakikat sejarah, terkandung pengertian observasi (nazhr) dan usaha mencari kebenaran (tahqîq), keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal benda wujudi, serta pengertian dan pengetahuan mengenai substansi, esensi, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa.”
Hikmah dari mempelajari sejarah adalah untuk memahami ihwal makhluk, bagaimana situasi dan kondisi membentuk suatu perubahan, bagaimana pula negara-negara, memperluas wilayahnya, dan bagaimana mereka memakmurkan bumi, sehingga terdorong mengadakan perjalanan jauh, hingga ditelan waktu, lenyap dari panggung bumi. Dalam konteks kekinian, pengetahuan tentang sejarah berguna bagi kita dalam rangka untuk mengambil ‘ibrah (i‘tibâr), yakni pelajaran yang berharga dari masa lalu.
Sejarah memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan, Sejarah adalah Guru Kehidupan, bahkan Bung Karno pernah berpesan : JAS MERAH ( JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH ) Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memahami sejarahnya sendiri dan kalua tidak, maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang kecil, sehingga tidak mungkin menjadi bangsa yang berkembang dan maju.
Dan dengan ini saya meneliti Sejarah desa TROSO yang menurut saya ada kejanggalan dan tidak valid.
Setelah Periode Kerajaan Kalingga, nama JEPARA muncul dalam Sejarah portugis yang menuliskan perjalanan TOME PIRES dalam buku “SUMO ORIENTAL”, Buku ini merupakan catatan Sejarah tertulis pertama tentang JEPARA, Dalam buku tersebut tahun 1470 Jepara adalah sebuah kota Pantai yang baru dihuni sekitar 90-100 orang.
Sejarah masa itu dipimpin oleh Kerajaan Kalinyamat dan Pangeran Arya Timur. Jepara memiliki andil yang besar dalam perkembangan islam di pulau Jawa, sebab banyak kaum sufi dan pedagang dari China, India, Arab dan dari Seberang lautan yang menyebarkan agama islam itu secara damai di Pulau Jawa.
Menurut Hadi Priyanto-Budayawan dan penulis Buku ( Ratu Kalinyamat Rainha de Jepara ) mengatakan bahwa dalam serat KANDHA Edisi BRANDES disebutkan bahwa saat Raden Rahmat atau yang kemudian dikenak sebagai SUNAN AMPEL Pertama kali datang ke Pulau Jawa, Beliau menjejakkan kakinya yang pertaa kali adalah di Jepara.
Sedangkan dalam Hikayat Hasanuddin, naskah Sejarah yang berasal dari Banten mengungkapkan bahwa setelah Sunan Ampel wafat, ada anak dan keluarganya yang pindah ke Jepara. Kemudian daru Jepara Sunan Ampel meneruskan perjalanan ke Surabaya serta mensyiarkan agama Islam dan mendirikan masjid disana pada Tahun 1421 dibantu Sahabat karibnya Mbah Sholeh, Mbah Sonhaji dan beberapa santrinya.
Sekitar abad 1440 anak Sunan Ampel yang pindah ke Jepara pertama kali adalah NYAI GEDE PANCURAN dan Suaminya PANGERAN IBRAHIM, Pangeran Ibrahim adalah ipar RADEN MAKDUM IBRAHIM yang kemudian dikenal dengan SUNAN BONANG.
Dan diabad itulah Sunan Ampel membangun Masjid Ampel di Troso, karena bukti Sejarah Masjid Datuk Ampel di Mustaka Masjid tertulis Tahun 1442 yang mana saat itu Nyai Gede Pancuran di Jepara Tinggal disuatu tempat yang disebut dengan Karang Kemuning, dan di Troso pun ada makam yang Bernama Makam Kemuning dan dataran rendah Lembah.
Nyai Gede Pancuran adalah Putri dari Sunan Ampel, Beliau seumur hidupnya selalu mengembara, dikisahkan dalam Naskah Mertasinga Pupuh IXVII.30-LXVIII.07 di Tuban dipadepokan Pancuran tempatnya, karena itu kemudian dipanggil dengan nama Nyi Gede Pancuran, dari situ kemudian Beliau pindah ke Jepara kemudian dibuatkan Masjid oleh Ayahnya Sunan Ampel, di daerah Ampel, akan tetapi Beliau tinggal didaerah Kemuning, sehingga Beliau dipanggin Nyai Gede Kemuning.
Setelah beberapa lama tinggal di Jepara, kemudian Beliau pindah ke Madura, Dimana disana Beliau dipanggil dengan Nyai Gede Sampang.
Jejak Sejarah Masjid Datuk Ampel, peninggalan Sunan Ampel pada Mustaka Masjid tersebut ada angka 1442 juga ada Karang Kemuning, yang notabenenya sekarang disebut Makam Kemuning.
Dalam Hikayat Hasanuddin juga dikisahkan setelah beberapa saat menjdi imam Masjid di Surabaya, Raden Makdum Ibrahim setelah beberapa saat menjadi Imam Masjid di Surabaya dan Masjid Agung Demak, Beliau kemudian pindah ke Jepara menyusul kakaknya.
Setelah cukup lama tinggal di Jepara, rumahnya terbakar, demikian juga kitab-kitabnya, banyak murid-muridnya berdatangan ke Jepara untuk memberikan pertolongan termasuk Sunan Kalijaga, namun Raden Makdum Ibrahim tidak bersedia, akhirnya setelah peristiwa itu, Beliau memutuskan untuk pindah serta menetap di Bonang hingga akhirnya dipanggil Sunan Bonang.
NARA SUMBER : Bapak Lili : Sebelum Mbah Hasbanu Meninggal dunia berpesan kepada Bapak Lili Selaku Keponakan, bahwa pada Mustaka Masjid Datuk Ampel ada tulisan Tahun 1442, dan pada waktu itu ada seseorang, tapi tidak diceritakan siapa Namanya, hanya bercerita, ada seseorang yang ingin membukukan SEJARAH DESA TROSO, Tapi Mbah Hasbanu menolak, karena datanya tidak Valid, karena Mbah Hasbanu mempunyai Buku dan dibuku tersebut disebutkan adanya seorang Wali Zakaria dan disetiap Hadloroh selalu di ikut sertakan wali Zakaria tersebut, walinya AHLI QORYAH DESA TROSO, Akan tetapi sayangnya setelah Mbah Hasbanu Wafat, bukunya hilang entah Dimana, dan sampai sekarang pun belum diketemukan keberedaannya.
SEJARAH SINGKAT SYECH ZAKARIA
SYECH ZAKARIA Disebut juga sebagai Penakluk Laut, Wali Agung dan Datuk Agung.
Setelah berdirinya Kerajaan Demak, yang dipimpin RADEN FATAH, sampai melebarkan kekuasaannya hingga ke Kalimantan, pada waktu itu KESULTANAN BANJAR dipimpon oleh SULTAN RAHMATULLAH ( PANEMBAHAN BATU PUTIH ) Dibawah kekuasaan Kerajaan Demak dan dibawah kekeuasaan Sunan Kalijaga.
Sultan Rohmatullah mengutus Raden Zakaria membantu Demak, kemudian dikirim Raden Fatah ke Sunda Kelapa untuk melawan Belanda, Adapun utusan dari Kerajaan Demak adalah sbb :
- Pimpinan : Pangeran Jagakarsa Surowinangun dengan gelar JAGA RAKSA
- Raden Zakariya dengan gelar Wali Agung, datuk Agung, Sang Penakluk Laut
- Syech Wia Pakunegoro dengan gelar Datuk Kuningan
- Syaikhona Wijaya Sakti dengan gelar Mbah Jawa, Kampung Kandang, Ragunan.
- Nyai Ros Kembang, kampung Setu/Srengseng Sawah dengan gelar Pandan Wangi.
Demi melawan Portugis ditahun 1505, Kerajaan Mataram di Demak, meminta Pangeran Jagakarsa untuk pergi ke Sunda Kelapa untuk melindungi Tanah Jawa dari Portugis.
Dizaman itu peperangan demi peperangan terus berlangsung, dari kepemimpinan Pangeran Jagakarsa mengalami kekalahan, Raden Zakaria mengalami luka parah, terluka dalam, hingga akhirnya Beliau memutuskan untuk Kembali ke kekerajaan Demak, Beliau melarikan diri lewat jalur laut, hingga akhirnya Beliau di tolong oleh Prajurit Laut Nyi Roro Kidul diantar sampai Karimun Java dan akan meneruskan perjalanan ke Jepara, karena di Jepara ada seorang Tabib/ahli pengobatan.
Sebelum masuk ke Jepara, dipantai Karimun Beliau disambut banyak ikan dan kura-kura menyuruh Datuk Agung agar naik ke punggungnya, kura-kura siap mengantarkan Syech Zakaria ke Jepara, akan tetapi sebelum ke Jepara, Beliau dihadang oleh Para lelembut, jin-jin penunggu Pantai dan diambillah sabuk/ikat pinggang Syech Zakaria kemudian dicambukkan kepada para jin-jin tersebut. Sehingga akhirnya terpisahlah Pulau Jepara, sehingga membuat sebuah pulau kecil, yang terkenal dengan Pulau Panjang, dibuktikan dengan adanya pusaran air dan sampai sekarang ada pantangan bahwa perahu nelayan dilarang lewat jalur itu, karena ada pusaran air tersebut.
Sesampai di Jepara, akhirnya Beliau menetap di wilayah EMPU ROSO, konon dulu di situ ada seorang empu pembuat keris, yang Bernama empu supadriyo dan istrinya Empu rasawulan, Beliau adalah Empu Supo, iparnya/selaku adiknya Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Rasa Wulan.
Empu Supo awalnya beragama Hindu, setelah bertemu Sunan kalijaga dan akhirnya beliau masuk islam dan menikah dengan Adiknya Sunan kalijaga yang Bernama Dwi Rasa Wulan. Beliau hidup pada abad 15 dan diwilayah Empu Roso ada seorang Tabib beliau adalah abdi empu supo suami istri, mereka juga beragama islam, mereka ke Pulau jawa Bersama Sampoking sehingga menjadi abdi keluarga Demak.
Nama panggilan mereka adalah Akong Baba dan Cecek. Singkat cerita Syech Zakaria bertemu dengan mereka di empu roso sehingga menetap disana, karena empu roso, sekarang Desa Troso adalah wilayah Jepara dan masuk Wilayah Demak.
Syech Zakaria memulihkan tenaga dalam dan berobat kepada mereka berdua sampai sembuh dan menetap disana sambil meneruskan perjuangan di masjid Ampel, dan disitulah asl mula dipanggilnya MASJID DATUK AMPEL, Sebutan tersebut dihadiahkan oleh Nyai Gede Kemuning, selaku anak Sunan Ampel.
Setelah menetap dan diberikan amanah oleh Nyai Gede Kemuning untuk syiar agama islam di Ampel, Nyi gede kemuning meneruskan perjalanan ke Madura kemudian di Madura Beliau dipanggil dengan Nyai Gede Sampang.
Karena Datok Agung adalah seorang perajurit perang Kalinyamat, maka Belia mendirikan tempat yang sekarang ini masyarakat Desa Troso menyebutnya sebagai Gubukan, ada Siwatu, Sibebek, tempat tersebut adalah tempat istirahat dan Pos Jaya untuk memantau pergerakan musuh dari belanda, ada gampet dan membuktikan di Troso ada peninggalan sejarah Beliau dan pimpinan Pangeran Arya Timur, kerajaan Kalinyamat Jepara tahun 1599 M.
Kasultanan Mataram menyerang Kerajaan kalinyamat karena ingin menaklukkan Jepara dan mereka akhirnya berhasil menghancurkan Jepara bahkan sampai pelosok-pelosok desa hancur secara fisik, politik dan ekonomi, kemudian diwaktu itu juga datanglah Muhammad Kahfi dan Ibu Ratu Nyimas Ratulaya menyusul Syech Zakaria di Empu Roso karena di Sunda Kelapa Mereka kalah dari Belanda kemudian pindah ke jepara demi mendukung pemerintahan Kalinyamat dan membantu berperang melawan Belanda dan Kesultanan Mataram dan gugur dalam peperangan. Dan semua bukti sejarah, baik itu bangunan, harta seperti peninggalan empu supo diangkut dan dirampas oleh kerajaan Mataram atau disebut juga Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Jaka Tingkir karena perebutan tahta, perpecahan kerajaan dari pihak keluarga sendiri serta adanya dendam pribadi.
Pada waktu itu Empu Supo dan Dewi Rasa Wulan, Akong Baba dan Cecek istrinya sudah meninggal dan semua sejarah itu diambil, dan nisan makam mereka , karena mereka ingin menghilangkan sejarah di jepara dan Muhammad Kahfi disebut juga Syech Datuk Kahfi ikut berperang dan gugur..
Adapun Ratu Nyimas Ratulajaya masih hidup karena Beliau tidak ikut berperang dan menyelamatkan jasad putranya. Syech datuk Kahfi dimakamkan didaerah Tanjung yang sekarang disebut sebagai Makam Tanjung di Pecangaan Kulon.
Ibu Nimas Ratulaya adalah suami Pangeran Jaga Karsa Surowinangun, gelarnya Syech datuk Kahfi yang mempunya 4 anak :
- Muhammad Kahfi, bergelar Syech datok Kahfi
- Arya Kemang Yudhanegara
- Raden Sukma Jaya
- Panji Sukma
Dengan adanya sejarah seperti itu di Troso dari Daerah Ampel, Masjid Datuk Ampel, Karang kemuning, Empu Roso, Tanjung sangatlah ada ikatan hubungan dengan kelurusan sejarah, dan di Troso dulunya ada tanaman bentaro/bintaro, dulunya tanaman ini adalah sebagai identitas penghuni didaerah atau Kawasan tersebut adalah ada hubungan antara kerajaan Demak, keluarga, perajurit, anak buah dan abdi dari kerajaan Demak.
Juga banyak ditemukan batu-batu fosil, benda bersejarah seperti macam batu dan sisa-sisa pembuatan keris atau pusaka, juga peralatan perang dikuatkan dengan adanya lembah besi, memang tidak ditemukan tai besi, karena memang sengaja diambil dan dihilangkan.
Ditemukannya juga sebuah Belik/sendang yang dulunya untuk membersihkan keris/pusaka tersebut, karena dimana tempat itu ada seorang Empu, pembuat keris maka diarea tersebut pasti tidak jauh aka nada sebuah belik/sendang.
Dan dikuatkan juga dengan cerita leluhur dari sesepuh Desa Troso dari kakek nenek mereka mengatakan dulunya Empu Roso arti empu : orang yang tertua atau dangkelnya, Roso atau roso kuat, orang yang kuat dan terkuat dizamannya, jadi kuat dan tertua.
NARASUMBER : Bapak Nasuka, Beliau mengatakan dari gurunya mbahnya, Mbah Salim mengatakan adalanya wali kasrowi adalah anaknya Syech Harun, keturunan dari Arab yang menjadi Saudagar dan mensyiarkan agama islam dengan lewat berdagang
Ditemukan diarea makam, banyak sekali jenis-jeni macam-macam tanaman obat dan tanaman yang langka ada tanaman seperti sabuk atau ikat pinggangnya Syech Zakaria dan juga tanaman kapas, kapas melambangkan dulunya ada sejarah kain tenun Troso, yang dibawa Mbah Gurnadi, Beliau berdagang sambal mensyiarkan islam pada Abad ke 1800. Kemudian beliau meneruskan perjalannya sampai ke Mayong Singorojo, dan dikisahkan dalam sejarah bahwa beliau adalah sahabat karib dari KH. Hasan basri Jebo, di makam KH. Hasan basri ditemukan angka 1278 H sama dengan 1856 M.
Jadi sejarah Mbah Datuk Gunadi tidak lepas dari Mbah KH, Hasan Basri, Mbah jatisari, Mbah Sari Jati, Mbah Sari Jodang, desa jati sari dan desa gemiring Lor, beliau hidup diabad yang sama, karena Mbah jati sari, sari podang, Mbah KH, Hasan basri adalah jejaring pasukan diponegoro yang dipimpon oleh Mbah Sanwasi atau disebut K. Ahmad Sanwasi diabad ke 1800 jepara adalah dibawah kekuasaan Mbah Ahmad Sanwasi.
Dibuktikan dengan Mbah Sanwasi mempunyai istri pertama di Bangsri dan yang kedua di Mayong putri dari mbah Umar Assamarani, dan juga istri ketiga di Surodadi atau tengahnya Kota jepara.
Jadi Mbah jati sari, sari jati, KH. Hasan basri dan tokoh disekitarnya adalah dibawah kepemimpinan dari Mataram yang dipimpin oleh Mbah K. Ahmad Sanwasi.
Dengan adanya fakta
Dari data diatas, bisakah kita menyimpulkan, manakah AHLI QORYAH yang sebenarnya. Berikut dibawah ini akan kami detailkan dari yang Pertama :
- EMPU SUPO, Beliau dimakamkan di Empu Roso, awalnya beragama Hindu, kemudian bertemu dengan Sunan Kali jaga dan masuk Islam, kemudian menikah dengan Dewi Rasa Wulan Adiki dari Sunan Kali Jaga
- SYCH ZAKARIA ( DATUK AGUNG ), Beliau juga dimakamkan di Empu Roso
- WALI KASROWI BIN SYECH HARUN, Makamnya di Gegunung
- SYECH HARUN, Makamnya di EMPU ROSO
Kenapa Syech Harun dimakamkan di Empu Roso ? pasti ada pertanyaan kenapa kok semua dimakamkan di Empu Roso, karena dulunya Empu Roso adalah sebuah pemakaman, karena ulahnya Truno Joyo, demi menghilangkan Sejarah Kerajaan Kalinyamat, bekas Sejarah Empu Supo dihilangkan batu nisannya, semuanya diambil dan dipindahkan, begitu juga dengan makam yang lainnya semua bukti Sejarah baik itu nisan/tenger/patok, batu arkeolog dibuang ke Makam Duren Mas yang lokasinya tidak jauh dari Empu Roso.
- MBAH SENU ABAD KE – 19
Yang Namanya AHLI QORYAH berarti yang menetap dan ada makamnya didesa tersebut, da di Troso dari tokoh-tokoh tersebut diatas, makam yang paling tua adalah EMPU SUPO, SYECH ZAKARIA, SYECH HARUN dan MBAH SENU.
Mari kita sama-sama berfikir positif, manakah AHLI QORYAH, Mana Wali yang disebut wali dan mempunyai Karomah. Kita wajib berfikir Bersama demi meluruskan Sejarah yang ada, jangan malah dibelokkan, dengan berfikir positife, Insya Allah semuanya bisa dan akan ketemu jawabannya.
SILSILAH SYECH ZAKARIA ( DATUK AGUNG / WALI AGUNG )
SYECH ZAKARIA BIN SULTAN RAHMATULLAH BIN SULTAN SURYANULLAH
Yang Juga Mendapatkan Gelar : PENAKLUK LAUT/WALI AGUNG / DATUK AGUNG
Raden Zakaria karena masih kecil, belum dewasa sudah dikirim untuk membantu Kerajaan Demak, Jadi Syech Zakaria masih keturunan dari Kesultanan Banjar (Banjarmasin Kalimantan Selatan).
Kesultanan Banjar berdiri Tahun 1526-1860, Raja pertama adalah Raden Samudera, Raja Islam Kerajaan Islam, yang bergelar Sultan Suriyansyah yang diarahkan, dibimbing oleh Khatib Dayan, Khatib dayan adalah Tokoh Ulama Besar Kerajaan Demak yang dating ke Kerajaan Banjar pada Tahun 1521 untuk mengislamkan Sultan Suriansyah.
Demikian Ikhtiar dari kami, kekurangan, kesalahan murni dari kami pribadi. Adapun kebenaran datangnya hanya dari Allah SWT, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENULIS : ZAKIYATUL KHASANAH
EDITOR ( DIketik dan disarikan oleh ) : H. MUHAMMAD UMAR HAMDAN
Sumber Referensi :
- SUMO ORIENTAL
- Buku ( Ratu Kalinyamat Rainha de Jepara )
- Naskah Mertasinga Pupuh IXVII.30-LXVIII.07
- Petinggi Desa Jebol, Bapak Huda
- Narasumber dari Desa Jati Sari
- Narasumber dari Desa Pecangaan Wetan
- Narasumber dari Desa Gemiring Lor, Penggung
- Narasumber dari Desa Troso : Mbah Hasbanu, Mbah Sutomo, Mbah Abdul Jalil, Bapak Lili, Bapak Jupri dan tokoh-tokoh Masyarakat lainnya.
NB ; Jika ada kritik, saran, masukan, motivasi, dll silahkan dengan senang hati bisa menghubungi kami di : 085-799-6767-65